Saturday, June 25, 2011

Self Fulfilled Prophecy dari Masa SMP

Bunda zaid, zaid dan inan lagi pulang kampung. Liburan sekolah. Aku jadi sendirian di Depok. Sabtu ini aku nganggur gak ada kerjaan di rumah jadi sempet buka-buka lagi buku catetan lamaku jaman SMP, SMA dan kuliah.

Isinya ya, biasa, curhatan pribadi jaman dulu. Tapi ada satu fakta terlupakan yang mengejutkan mengenai pandangan romantisismeku di masa SMP. Aku ambil kutipannya sedikit:

------- awal kutipan------------
… Lalu SMP datang. Saat itulah aku mulai punya niat untuk punya seorang istri. Lebih dari seorang pacar biasa tapi kekasih hati dalam romantisisme bersama.

Friday, June 24, 2011

Gerhana, Planisfer dan Cerita Lainnya

Gerhana bulan kemarin aku nggak nonton. Pulang kantor jam 5-an sore sih masih semangat mau nonton. Maghrib ke mushola bareng anak-anak ngeliat ke langit… mendung. Tapi masih berharap semoga nanti malam terang. Isya masih mendung juga, mulai khawatir sedikit. Abis isya tidur sebentar. Bangun-bangun jam 9, masih mendung juga. Mulai desperate. Ditungguin sampai jam 11 masih mendung juga. Akhirnya langit kutinggalin dan tidur sampai pagi. Peduli amat sama langit yang lagi gak bersahabat.

Aku tambah sebel ama langit kotaku pas kemarin sabtu aku mudik ke Jawa Timur. Ternyata di sana langit cerah. Dan memang setiap hari cerah. Bahkan waktu balik ke Jakarta di perjalanan aku masih sempet liat dari jendela bisku bahwa di Jawa Tengah langit juga cerah. Kayaknya emang cuma di kotaku aja yang langitnya doyan banget mendung. (Soalnya mendungnya emang cenderung persisten tiap malam, gak cuma malam gerhana kemarin) Aku jadi tambah semangat buat balik kerja di kampung suatu saat nanti.

Tuesday, June 21, 2011

Tips Praktis untuk Orang Awam dalam Menghadapi Perbedaan Pendapat Ulama

Lagi bongkar-bongkar inbox email lama, nemu email yang kayaknya bermanfaat buat (salafiyin) awam seperti saya yang gak bisa banyak memahami dan membahas dalil. Email yang ditulis oleh akh Abu Umair ini aslinya adalah diskusi lanjutan dari email akh Andy Abu Thalib yang sebelumnya telah saya posting juga di blog ini. Sebenarnya ada beberapa “tokoh” juga yang menyumbangkan pendapat di diskusi ini, ada Abu Ishaq, Abul Jauzaa, Abu Faris. Tapi untuk saat ini yang menarik untuk ditayangkan baru dua.

Saya menambahkan beberapa komentar. Tambahan dari saya dibedakan warnanya.

------------- mulai kutipan ---------------

bagi yang merasa awam ditengah ikhtilaf dan silang pendapat yang dia merasa bingung atau kesusahan dalam meneliti dalil dan mentarjehnya, dst.

Thursday, June 16, 2011

Jangan Membaca Kata-Kata Arabic Hanya Pake Transliterasinya!

Aku pernah mendengar di Televisi seorang anak kecil mengucapkan Quraisy diucapkan Quraisi. Huruf y di akhir diucapkan i. Seharusnya y terakhir adalah satu kesatuan transliterasi dengan huruf s di depannya sehingga seharusnya diucapkan sebagai satu konsonan karena berasal dari huruf ش). Pernah juga aku mendengar orang mengucapkan “kun yah” dengan “ku-nyah”.

Ini adalah satu kesalahan yang mungkin terjadi kalau seseorang membaca kata-kata yang berasal dari Arab hanya dari transliterasinya dan atau tanpa mengetahui asal tulisan arabnya. Kesalahan ini wajar kalau dilakukan seorang anak kecil sebagaimana pernah saya lihat itu. Namun jadi lucu kalau kesalahan ini dilakukan oleh orang dewasa yang (seharusnya) lebih tahu agama dan bahkan tersistematiskan.

Tuesday, June 14, 2011

Emang Perempuan Lebih Banyak dari Laki-Laki?

Salah satu senjata yang digunakan oleh orang yang berlebih-lebihan membela poligami adalah klaim bahwa saat ini jumlah perempuan jauh lebih banyak daripada laki-laki. Kadang, mereka bahkan sampai berani mengatakan memiliki “data-data” bahwa jumlah perempuan jauh lebih banyak dari pada laki-laki.

Entah dari mana mereka mendapat “data” itu. Tapi yang jelas sampai saat ini secara global jumlah perempuan dan laki-laki masih bisa dibilang seimbang. Silakan dicek di www.cencus.gov atau di data CIA. Memang ada variasi antar negara dan wilayah, namun secara umum jumlahnya tetap seimbang. Untuk Indonesia silakan dicek ke BPS.

Mungkin ada yang membantah bahwa semua data di atas banyak menyertakan asumsi dan tidak aktual. Saya katakan bahwa lebih baik memiliki data yang, walaupun tidak aktual, namun memiliki metodologi perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, daripada tidak memiliki data sama sekali atau memiliki data tapi tidak dihitung secara ilmiah.

Monday, June 13, 2011

Faidzin's Biggest Secrets Finally Revealed

Walaupun terkesan sebagai anak lurus-lurus saja, masa kecil, remaja dan dewasaku sebenarnya juga memiliki sejumlah rahasia yang bisa jadi bukti bahwa aku sebenarnya gak lurus-lurus saja. Di sini aku akan mengungkapkan sedikit dari rahasia itu.

Aku berusaha agar rahasia yang akan diungkapkan di sini bukanlah rahasia yang bersifat aib, karena memang dilarang menceritakan aib yang telah ditutupi Alloh. Rahasia yang aku ungkapkan di sini hanya bersifat kebandelan anak-anak atau kebohongan strategis (halah, kebohongan kok strategis).

Friday, June 10, 2011

Perjalanan Ini … (additional version)

Pertemuan (dan perjodohan) adik perempuanku dengan suaminya sekarang sebenarnya lebih pantas diceritakan oleh yang bersangkutan. Dan suami adikku memang telah menceritakannya di blognya di sini dan di sini. (Tulisan di situ perspektifnya masih sebagai calon suami ya)

Di tulisan adikku (untuk selanjutnya adik iparku aku sebut adik saja), yg berasal dari chatting denganku, cuma diekspos sisi apa yang terjadi pada saat pertemuan pertama dan hikmah yang ada bahwa sesuatu yang nyebelin belum tentu buruk untuk kita.

Namun sebenarnya ada versi lain jika dilihat dari sisi pandangku yang lebih luas dibandingkan apa yang dichattingkan dengan adikku itu. Karenanya, aku tergoda juga untuk membuat sedikit cerita mengenai episode pertemuan (dan kemudian perjodohan) mereka.

Monday, June 6, 2011

Tempat Pe-naroh-an Anak

Umur berapa seorang bayi mulai dianggap “besar”? Kalo pertanyaan ini ditanyakan 30 tahun lalu, jaman saya masih bayi, mungkin jawabannya akan bervariasi mulai dari 1 tahun sampai 5 tahun. Variasinya tergantung orang tua. Kalo orang tuanya model ibuku yang protektif, posesif dan if if lain, maka sampai 5 tahun mungkin baru dibilang besar dan baru dilepas untuk di-momong orang lain atau saba sendiri. Tapi kalo orang tuanya model ibunya istriku, ya mungkin 1 tahun sudah dianggap gede dan sudah dilepas saba sendiri.

Tapi kalo pertanyaan “umur berapa bayi sudah dianggap ‘besar’” ditanyakan sekarang, maka jawabannya akan seragam: “dua bulan setelah lahir”.