Thursday, December 16, 2010

Tips Naik KRL – Pengenalan Jenis-Jenis KRL 1

Setelah posting sebelumnya mengenai prinsip dasar naik KRL, kali ini saya akan ungkapkan sedikit mengenai jenis-jenis KRL yang beroperasi di Jabodetabek.

Dari segi kelas, ada tiga kelas: ekonomi, ekonomi AC dan Ekspres AC. Sebenarnya ada satu kelas lagi yaitu KRL Lingkar Ciliwung. Tapi kereta ini agak kurang populer. Jadi mungkin gak akan dibahas terlalu dalam.

Kelas jelas menunjukkan pelayanan, dan ini sudah dimaklumi. Namun, terkait dengan tips-tips teknik naik KRL yang juga perlu diperhatikan adalah bentuk fisik gerbong karena secara langsung akan mempengaruhi kita sebagai penumpang.

Untuk KRL ekonomi AC dan Ekspres AC menggunakan rangkaian KRL AC yang diimpor (atau dihibahkan) dari Jepang mulai dari tahun 2000 sampai sekarang, mulai dari jenis Toei seri 6000 sampai yang terakhir Tokyo Metro seri 7000.

Ekonomi AC dimungkinkan menggunakan semua jenis rangkaian KRL AC kecuali jenis Toei seri 6000. Saya belum pernah melihat ada Toei seri 6000 jadi KRL Ekonomi AC. Berbeda dengan Ekspres AC yang dimungkinkan menggunakan semua jenis rangkaian KRL AC tanpa pengecualian.

Saya tidak mau membahas perbedaan dari sisi teknis masing-masing jenis kereta. Silakan saja meluncur ke Wikipedia atau situs lainnya yang membahas lebih lengkap. Di sini saya hanya membahas jenis-jenis fisik KRL yang berpengaruh terhadap penumpang.

Oh iya, untuk kelas ekonomi AC dan Ekspres AC, dikenal adanya gerbong khusus wanita di ujung rangkaian kereta (gerbong 1 dan gerbong 8 atau 6). Jadi untuk penumpang pria, kalau tidak ingin terburu-buru lari-lari karena salah gerbong mendingan tidak menunggu di ujung-ujung peron tapi agak ke tengah sedikit.

Toei seri 6000, generasi pertama KRL AC, jadi mungkin kenyamanannya untuk penumpang agak kurang. Seperti KRL AC lain, di masing-masing sisi gerbong (kanan dan kiri) terdapat 4 pintu (jadi total kanan kiri terdapat 8 pintu geser).

Toei seri 6000
Hal yang paling berpengaruh besar terhadap penumpang adalah jumlah gerbongnya. Toei seri 6000 ini, terkadang memiliki 6 gerbong dalam satu rangkaian atau 8 gerbong. Sebelumnya perlu diketahui bahwa standar panjang KRL di jabotabek maksimal adalah 8 gerbong (karena keterbatasan panjang peron dan daya listrik). Karena ada kemungkinan bahwa Toei seri 6000 ini dirangkai 6 gerbong, maka jika anda kebetulan sedang menunggu kereta ekspres AC di peron belakang dan melihat bahwa kereta yang datang adalah Toei seri 6000 cepat-cepatlah anda lari agak ke tengah.

Sebenarnya ada teknik-teknik tertentu untuk mengetahui jumlah gerbong kereta apakah 8 atau 6 atau bahkan 4. Pertama dengan melihat dari jauh, kereta yang datang seberapa panjang gerbongnya. Ini sulit bagi yang belum berpengalaman karena kita kan melihatnya dari peron. Cara kedua adalah dengan cepat-cepat menghitung jumlah pantograph (lengan KRL yang terhubung ke kabel di atas). Ini juga agak sulit untuk KRL AC karena bentuk keretanya yang agak tinggi (beda dengan KRL ekonomi). Cara ketiga adalah dengan cepat-cepat melihat berapa nomor gerbong paling depan. Kalau gerbong terdepan bernomor 6, maka bisa dipastikan bahwa gerbong itu memiliki 6 gerbong. Cara ini agak sulit kalau gerbong terdepan bernomor 1. Semua teknik-teknik di atas memiliki kelemahannya masing-masing. Jadi…, bagi pemula, lebih baik kalo begitu melihat muka KRL AC Toei seri 6000 ini, langsung saja ngibrit ke peron tengah atau kalau perlu agak ke depan.

Oh iya, beberapa rangkaian KRL AC Toei seri 6000 ini sudah ada yang dimodifikasi mukanya (kabin masinisnya). Bentuk modifikasinya antara lain sebagai berikut:






Sampai saat ini kecenderungannya hanya KRL AC Toei seri 6000 ini yang banyak dimodifikasi tampilannya. Jadi kalau Anda di peron dan melihat KRL AC yang masuk dengan muka yang "aneh-aneh" kemungkinan besar dia Toei seri 6000.

Untuk KRL AC selain Toei seri 6000 bisa dikatakan selalu dirangkai dengan 8 gerbong, jadi anda tidak perlu repot-repot lari ke tengah. KRL AC lain juga memiliki 4 pintu di masing-masing sisi gerbong.

JR East kabin masinis tinggi
Variasi sedikit ada di KRL AC JR East. KRL AC ini pada awalnya memiliki 4 gerbong di satu rangkaian. Namun saat ini KRL AC JR East sudah dirangkai menjadi 8 gerbong (2 x 4 gerbong). Sehingga tidak terlalu memberi pengaruh berbeda terhadap penumpang. Paling perbedaannya dengan KRL AC lain adalah bahwa anda tidak bisa berjalan (berpindah) dari gerbong no 4 ke gerbong no 5 atau sebaliknya.

Tokyo Metro seri 7000
Variasi sedikit juga ada pada KRL AC Tokyo Metro seri 7000. Lantai KRL ini cenderung lebih tinggi daripada KRL lain yang tentunya lebih tinggi dibandingkan peron. Jadi perhatikan langkah anda, jangan sampai tersandung lantai kereta ini.

Jenis-jenis KRL AC lain misalnya seperti di bawah ini:
Tokyo Metro seri 5000
Tokyu seri 8000
Tokyu seri 8500
Toyo Rapid seri 1000
Contoh interior KRL seperti di bawah ini:

Ini adalah interior KRL JR East. Tipe-tipe lain agak berbeda bentuk-bentuknya namun pada umumnya seperti inilah. Dengan tempat duduk di kanan dan kiri. Tempat barang di atas tempat duduk. gelang-gelang untuk pegangan penumpang berdiri. Tiang penyangga tempat barang sekaligus bisa untuk pegangan juga. Besi pegangan di kanan kiri pintu. Tempat duduk prioritas di ujung masing-masing gerbong.

Terkait interior ini ada variasi yang agak mempengaruhi penumpang yaitu pada tempat pegangan. Tokyo Metro seri 5000 misalnya, tidak memiliki gelang pegangan di depan pintu masuk/keluar. Jadi gelang pegangan hanya ada di depan tempat duduk penumpang. Anda tidak perlu menghafalkan seri mana saja yang gelang pegangannya berbeda. Tapi cukup diantisipasi saja. Kalau anda masuk dan ternyata tidak ada gelang pegangan di depan pintu masuk ya, usahakan untuk mencari pegangan terdekat. Atau kalau kereta penuh ya, gunakan jurus-jurus naik kereta tanpa berpegangan (akan dijelaskan pada tips-tips berikutnya).

Anda, para penumpang, juga perlu mengetahui bahwa dari 4 pintu yang ada di masing-masing gerbongnya, hanya dua pintu yang paling tengah (istilahnya pintu 2 dan pintu 3) yang memiliki pijakan kaki untuk turun/naik. Ini perlu diperhatikan terutama untuk stasiun-stasiunnya yang peronnya belum ditinggikan (misalnya beberapa peron di stasiun kota, beberapa peron di citayam, dan peron di stasiun cicayur). Kalau anda pria atau wanita yang tidak masalah untuk meloncat turun atau naik tanpa pijakan sih tidak masalah. Tapi kalau anda pria atau wanita yang enggan atau tidak bisa meloncat atau sulit naik kalau tidak ada pijakannya, maka informasi ini harap diingat.

Pijakan kaki berguna untuk naik turun kereta kalau peron tinggi
Bersambung ke KRL Ekonomi

No comments:

Post a Comment