Monday, January 31, 2011

Keisengan Masa Kecil – Bikin Cerita Fiksi

Sejak pindah ke kamar sendiri (tidak tidur bareng ortu) aku mulai membangun kebiasaan berfantasi. Kalau sebelumnya aku sering diceritain sebelum tidur oleh ibuku. Maka sejak pisah kamar itu, aku sendirilah yang membuat cerita untuk diriku sendiri (i.e. berfantasi) sebelum tidur.

Tokoh-tokoh fantasinya waktu itu adalah kisah raja, putra dan putri raja, rakyat jelata. Temanya yang kupilih pasti mengenai cinta. Model-model kayak karyanya HC Andersen gitu lah. Lucu juga kalo mengingat anak kelas TK nol kecil sudah bikin fantasi mengenai kisah cinta. Tapi tentu kisah cintanya yang “bersih”. Gak kayak anak-anak sekarang yang sudah banyak kenal yang “jorok-jorok”.

Cerita yang kufantasikan biasanya bersambung dari satu malam ke malam berikutnya. Jadi tiap malam pasti aku berfantasi dulu sebelum tidur. Setting fantasinya tergantung ingatanku. Kalo kebetulan habis dari pantai, settingnya pantai. Kalo habis diajak dari gunung ya, settingnya gunung.

Pada sekitar kelas tiga SD aku mulai mengenal dan terobsesi dengan astronomi. Maka kisah fiksi fantasi yang beredar di kepalaku berganti setting menjadi setting luar angkasa. Tokohnya pun berganti bukan Raja dan keluarganya, tapi astronot dan makhluk luar angkasa. Perbedaannya lagi, aku terkadang mengasosiasikan tokoh-tokoh yang tercipta dalam fantasiku itu dengan teman-teman sekolahku. Satu-satunya yang tidak berubah adalah kecenderungan untuk memasukkan tema cinta dalam fantasiku.

Di kelas tiga SD inilah aku mulai menuliskan kisah fantasiku itu dalam bentuk cerita. Kalau tidak salah tema yang kutuliskan adalah mengenai pertempuran antar asteroid (tentunya dibumbui kisah cinta). Cuma sayangnya aku nggak telaten menuliskannya sampai selesai. Buku tulisnya pun saat ini sudah raib.

Di kelas empat SD aku punya idola baru yaitu Mickey Mouse. Maka kisah fiksi yang kubuat pun bertema Mickey Mouse. Kisah kali ini pun dibukukan. Namun berbeda dengan cerita sebelumnya yang hanya ditulis. Maka kisah Mickey Mouse dkk ini dibuat dalam bentuk cergam. Aku membuat cergam Mickey ini bersama Jadi (mengenai dia bisa dibaca di sini). Ide ceritanya adalah mengenai perjalanan Mickey, Donald, Goofy ke luar angkasa. Tidak lupa aku menyisipkan kisah cinta Mickey - Minnie dan Donald – Daisy.

Di kelas lima aku mengenal kisah petualangan anak karya Enid Blyton dan seri Trio Detektif. Akibatnya aku pun mulai mereka-reka kisah fiksi dengan tema petualangan anak. Kisah pertama yang aku tulis adalah petualangan gabungan dari karakter Pasukan Mau Tahu, Lima Sekawan, Petualangan, Trio Detektif dan STOP. Kisahnya dirancang dalam bentuk novel panjang. Sayangnya karena saking panjangnya jadi tidak selesai ditulis dan aku bosan sendiri untuk menuliskannya.

Cerita yang sudah kutulis kalau tidak salah ingat adalah Lima Sekawan dan Kelompok Petualangan main ke desa Peterswood. Lalu mereka menemukan kejahatan di sana. Mereka bertemu dengan Pasukan Mau Tahu. Sialnya mereka ditangkap penjahat dan ditawan, dibawa sampai menyeberang lautan, yaitu ke Jerman. Sisanya yang belum tertulis adalah pertemuan anak-anak Inggris itu dengan STOP dan Trio Detektif. Ajaibnya kisah ini kukarang bebas dari cinta-cintaan. Bingung aku mau memasangkan George, Anne, Daisy, Bets, Dinah dan Lucy-Ann dengan siapa. Karakter ciptaan orang jadi males kalau mau ng-insert-in kisah cinta. Paling kalaupun ada kisah cinta ya antara Sporty dan Petra, sesuai kisah aslinya.

Selain mengadopsi karakter ciptaan orang lain. Aku juga membuat karakter sendiri. Karakter-karakter yang kubuat berevolusi. Dari sejak kelas lima SD aku sudah sering merancang karakter petualangan anak sendiri. Beberapa aku buat deskripsinya dan ditulis di buku (walaupun sekarang bukunya sudah hilang).

Karakter yang paling berhasil aku buat ceritanya (yaitu pada waktu SMP) adalah Kelompok anak-anak Panci Bolong. Aku lupa apa kepanjangan Panci Bolong ini. Lebih lengkap mengenai kisah petualangan Panci Bolong ini aku ceritakan di bagian akhir postingan ini. Di kisah petualangan Panci Bolong ini tidak lupa aku sisipkan crush-crush a la ABG.

Agak menyimpang dari Di SMP ini juga aku mengarang satu kisah fantasi dengan karakter raja dan anak-anaknya. Agak mirip dengan pola kisah-kisahku waktu TK. Berbeda dengan kisah tradisional waktu TK, temanya waktu itu agak berat yaitu transisi dari sistem monarki absolute ke monarki konstitusional yang dibumbui dengan kisah cinta seorang rakyat biasa kepada seorang putri raja. Seperti ciri khas cerita yang kubuat waktu SMP, cerita ini juga memiliki ending yang pelik, sulit dibilang happy atau sad ending. Selain ditulis di buku dengan aksara khusus (ciptaanku juga), kisah ini juga mendapat kehormatan sebagai kisah pertama yang kutulis dengan media komputer, yaitu pada saat kursus komputer di SMA.

SMA dan seterusnya sampai sekarang aku sudah relatif tidak pernah lagi membuat kisah fiksi lagi. Paling juga pada waktu semester 2 dan semester 8 kuliah aku sempat membuat cerpen (tentunya dengan tema cinta dan ending yang pelik seperti biasa). Selebihnya aku hanya membuat tulisan yang serius-serius saja.

Terakhir aku mau ceritakan sedikit mengenai puncak dari karya fiksi yang kubuat yaitu kisah petualangan anak-anak Panci Bolong. Kisah ini kubuat berupa novel panjang (untuk ukuran anak kecil) sekitar 200 halaman buku tulis (ditulis tangan lho, belum ada komputer waktu itu). 6% dari kisah itu ditulis di kelas 1 SMP. 4% ditulis di kelas 2 dan sisanya 90% dihabiskan pada waktu kelas 3 SMP.

Karakter utama yang digunakan adalah 6 orang anak laki-laki yang tergabung dalam kelompok Panci Bolong yaitu:

- Yuda = pemimpin Panci Bolong, usia 16 tahun
- Eko = anggota Panci Bolong sekaligus ketua KAMAR (Kerukunan Anak Masjid Ar Rohman) organisasi induk PANCI BOLONG dan kelompok anak-anak lain di kampungnya, usia 16 tahun
- Orion = paling kaya dan sponsor utama PANCI BOLONG, usia 15 tahun
- Rohmat = paling kecil dan lincah, usia 14 tahun
- Yudi (bukan kembarannya yuda, lho) = paling jagoan, usia 15 tahun
- Anto, usia 15 tahun

Karakter pendukung adalah:

- Andi = remaja yang menjadi anggota komplotan penjahat, usia 18 tahun
- Teria = gadis cilik satu-satunya di cerita ini, usia 14 tahun,
- Arif = kakak Teria

Selain 3 karakter pendukung di atas, kisah ini juga diwarnai peranan sekitar 40 anak-anak KAMAR.

Kekuatan kisah ini menurutku adalah pada ending-nya yang pelik, cenderung mengejutkan dan tidak bisa ditentukan happy atau sad ending. Mungkin aku terpengaruh dengan kisah “Gone with the Wind” atau “Candy-Candy” yang memang sedang aku sukai waktu SMP itu.

Ringkasan kisahnya kurang lebih begini:

Untuk mengisi liburan Yuda, Eko, Orion, Yudi, Anto dan Rohman berkemah di sebuah hutan. Di tengah kerimbunan hutan mereka menemukan selembar uang lima puluh ribuan yang ternyata palsu. Dari sinilah mereka kemudian terlibat dalam petualangan seru melawan para pemalsu uang.

Mereka menyusup ke markas musuh di pinggir hutan, namun alih-alih memperoleh barang bukti untuk dilaporkan ke polisi, para penjahat justru menyekap Orion. Penjahat kemudian pindah ke kota lain karena tempat persembunyiannya di tepi hutan sudah tercium oleh anak-anak. Eko yang mengikuti proses kepindahan itu kemudian justru ikut ditangkap juga. Beruntung dia kemudian bisa dibebaskan berkat bantuan Arif dan Teria, kakak beradik kenalan baru mereka.

Tidak hanya itu, para penjahat juga “menyerang” dengan mengepung tempat perkemahan anak-anak. Setelah berhasil meloloskan diri dari kepungan para penjahat, anak-anak – dibantu teman-temannya satu kampung – melancarkan serangan balik dengan menyerbu para penjahat yang sedang beristirahat di sebuah gubuk kecil. Walaupun gagal melumpuhkan semua penjahat, anak-anak berhasil menangkap seorang anggota komplotan yang ternyata masih remaja, sedikit lebih tua dari Yuda dan Eko. Belakangan diketahui namanya Andi.

Setelah penyerangan itu, para penjahat seolah lenyap ditelan bumi. Anak-anak sama sekali kehilangan jejak penjahat. Andi yang ditangkap anak-anak juga tidak bisa banyak membantu.

Di tengah kebingungan itu muncul masalah baru. Andi, si penjahat remaja yang ditangkap pada waktu penyerangan, ternyata jatuh cinta pada Teria. Padahal Teria selama ini menjadi “incaran” Eko.

Mampukah anak-anak menemukan kembali jejak para penjahat? Dan bagaimanakah selanjutnya kisah cinta segitiga Andi, Teria, Eko?

Silakan dibayangkan dan dilanjutkan sendiri, hehehehe.

No comments:

Post a Comment