Thursday, November 11, 2010

Benang Merah Kesesatan Kabbalah

Selain mengetahui sejarah kelahiran kabbalah, kita perlu juga untuk memahami karakteristik-karakteristik tertentu dari kabbalah. Dari karakteristik inilah kita bisa menarik benang merah mundur dari Kabbalah ke paganisme Mesir Kuno, Mesopotamia dan sejenisnya, dan itulah yang coba saya jelaskan di sini. Namun lebih dari itu sebenarnya tulisan ini akan berguna bagi kita untuk membuat benang merah ke depan sampai ke kesesatan organisasi-organisasi warisan kabbalah saat ini.

Karakteristik kabbalah antara lain:

1. Kabbalah adalah doktrin esoteris rahasia. Pada dasarnya kabbalah adalah ajaran rahasia yang hanya boleh diajarkan secara talaqqi (nyantrik) antara satu rabbi dan satu murid. Baru setelah sekitar abad kedua Masehi Rabbi Akiva Ben Joseph mengkompilasi ajaran kabbalah dalam sefer yetzirah dan Rabbi Nehunya membuat sefer Bahir yang kemudian disempurnakan di Provence, Perancis sekitar abad 12. Kemudian pada sekitar abad 13 muncul lagi sefer Zohar yang ditulis oleh Moses de Leon di Spanyol.

Sistem yang rahasia ini sekilas terlihat berbeda dengan pola sihir di Mesir Kuno dan Babilonia yang banyak diidentifikasi sebagai asal kabbalah. Di Mesir Kuno dan Babilonia, pendeta-pendeta sihir dan atau ahli astrologi biasanya menempati kedudukan yang tinggi dan terang-terangan muncul di sekitar Raja sebagai inner circle Raja.

Namun kita harus ingat bahwa Bani Israil semula adalah umat tauhid yang dipimpin oleh para Nabi dan Rasul. Dalam kondisi asal tersebut, para oknum-oknum sesat dari Bani Israil harus mengambil posisi rahasia dan tersembunyi dalam menyebarkan kesesatannya (sihir dan paganisme). Dari posisi tersembunyi tersebut oknum sesat tersebut akan mempengaruhi pelan-pelan umat Bani Israil hingga akhirnya agama Bani Israil pun menyimpang pelan-pelan dan akhirnya berbagai maksiat dan kesyirikan pun mereka lakukan, bahkan dengan terang-terangan.

Semua kesesatan dan kesyirikan tersebut dikendalikan secara tersembunyi oleh para pendeta kabbalah.

2. Kabbalah mengatakan semua ciptaan berasal satu realitas gaib yaitu dengan konsep pancaran gaib dari tuhan yang kemudian membentuk 10 pancaran sefirot. Sefirot ini adalah sepuluh pancaran atau tahapan pancaran dari tuhan dalam penciptaan makhluk. Sefirot bisa ditelusuri berasal dari kata sefer (buku), sippur (kisah), sappir (kecerlangan, cahaya), separ (batas). Dari 10 sefirot inilah dunia tercipta.

Penciptaan dari satu realitas gaib menjadi realitas-realitas lainnya ini mirip dengan dengan mitologi penciptaan Mesir Kuno. Sebenarnya mitologi mesir kuno memiliki beberapa versi yang berbeda sesuai kota tempat berkembangnya mitologi tersebut. Namun, dari seluruh kisah penciptaan dalam Mitologi tersebut ada kesamaan pola bahwa mereka menganggap bahwa ada satu realitas awal dibelakang semua penciptaan. Di Heliopolis yang dianggap sebagai realitas awal adalah dewa Atum yang sering diasosiasikan juga dengan dewa Ra. Di Memphis penciptaan berpusat pada dewa Ptah. Sedangkan di Thebes kekuatan tersebunyi dibelakang semua penciptaan adalah dewa Amun.
Dari realitas awal, pusat penciptaan atau kekuatan tersembunyi tersebut terciptalah dewa-dewa lain. Kelompok dewa-dewa lain itu ada yang menyebut sebagai Ennead yang terdiri dari 9 dewa dan ada pula yang menyebut Ogdoad yang terdiri 8 dewa.
Dari kelompok dewa-dewa itulah kemudian penciptaan dunia terjadi.

3. Mitos kabbalah ini menggemari konsep pancaran cahaya dalam penciptaan dunia. Keterkaitan dengan cahaya ini juga mirip dengan penciptaan dunia dalam mitologi Mesir Kuno yang menyebutkan bahwa dunia muncul dalam bentuk awalnya berupa gundukan lumpur (catatan: dari bentuk awal inilah tercipta prototipe piramid) dari chaos water (Nu) yang kemudian memunculkan pancaran awal dari dewa cahaya atau matahari yaitu Ra.

Mound (gundukan tanah) yang muncul dengan bantuan Dewa Ra digambarkan dalam bentuk Piramid dengan pancaran matahari di atasnya.  Bagi pengamat lambang-lambang freemason pasti langsung de ja vu dengan gambaran ini.
4. Konsep penciptaan dalam kabbalah mengatakan bahwa semua ciptaan berasal dari pancaran ilahiyah, yang bermakna bahwa semua ciptaan berasal dari tuhan. Atau kalau menggunakan kata-kata dari learnkabbalah.com: "the world and our experience is nothing but the One dancing with Itself". Artinya semua yang ada di dunia ini semua adalah pancaran dari yang satu itu. Karena berasal dari yang satu (tuhan) maka ciptaan dalam bentuk evolutifnya yang tertinggi yaitu manusia yang paling luhur atau tzadikim akan menjadi divine juga.

Konsep ini mirip dengan konsep paganisme Mesir Kuno dan paganisme di beberapa tempat lain yang menempatkan raja sebagai manusia paripurna yang setara dengan dewa yang harus disembah.

Memang, kabbalah yahudi ini tidak secara vulgar kemudian menyembah manusia tzadikim tersebut, namun seperti yang disebutkan dalam Attaubah: 31 bahwa kalau mereka begitu fanatik, taklid dan membeo saja pada rahib-rahibnya apapun yang dikatakannya maka pada hakikatnya mereka telah menjadikan rahib-rahib mereka sebagai tuhan.
5. Konsep penciptaan dalam kabbalah ini menempatkan tuhan (versi mereka) yang disebut dengan ein sof sebagai materi yang selalu ada yang dari situ tercipta tahapan (evolusi) penciptaan dalam sefirot yang akhirnya membentuk makhluk-makhluk yang terlihat saat ini.

Konsep ini mirip dengan konsep materialisme Mesir Kuno yang menyatakan bahwa materi itu tidak tercipta dari ketiadaan tapi sudah selalu ada. Tertulis dalam buku Hiram Key karya Christopher Knight dan Robert Lomas: “The Egyptians believed that matter had always existed; to them it was illogical to think of a god making something out of absolutely nothing.”

6. Sepuluh sefirot dalam kabbalah ada yang memiliki karakteristik maskulin (laki-laki) dan ada yang feminin (perempuan) yang dihasilkan dan atau sekaligus menghasilkan sefirah lain. Konsep ini mirip dengan konsep kawin mawinnya dewa-dewa penciptaan (ogdoad dan ennead) Mesir kuno.

Konsep kawin mawin a la sefirot kabbalah bisa diceritakan secara singkat berikut ini. Sefirah pertama yang tertinggi adalah kether atau mahkota. Dari sefirah tersebut muncullah sefirah maskulin yang disebut chokmah (kebijaksanaan) a.k.a. father dan sefirah perempuan : binah (intelejensi) a.k.a. ibu. Dari bapak dan ibu itu lahirlah sefirah maskulin lain : chesed (belas kasihan) dan sefirah feminim lain : geburah (kekuatan). Dari kombinasi sefirah maskulin dan feminim ini muncullah sefirah "tengah" yang disebut tifereth (kecantikan).
Selanjutnya, dari sefirah kecantikan ini muncullah lagi sefirah maskulin yang disebut nezach (kemenangan) dan sefirah feminim yang disebut hod (kemuliaan). Dari dua sefirah terakhir ini lahirlah sefirah "tengah" yesod (landasan) dan akhirnya ditutup oleh sefirah terakhir yang disebut malkuth (kerajaan).

Mitologi Mesir kuno juga mengenal kawin mawin dewa. Misalnya 8 dewan ogdoad dalam mitologi kota Hermopolis terdiri dari empat pasang dewa: Nu (maskulin) dan pasangannya Naunet, Huh dan Hauhet, Kuk dan Kauket, Amun dan Amaunet. Ogdoad ini berdomisili di air. Dari kombinasi empat pasangan inilah muncul gundukan lumpur sebagai awal penciptaan.
Di kota Heliopolis selanjutnya diceritakan bahwa setelah muncul dewa Atum dari gundukan lumpur lahirlah dewa udara Shu dan dewi Tefnut. Dari perkawinan Shu dan Tefnut lahirlah dewa bumi Geb dan dewi langit Nut. dari Geb dan Nut lahirlah dewa Osiris dan pasangannya dewi Isis serta dewa Set dan pasangannya dewi Nepthys. Dari seluruh dewa-dewa tersebutlah menurut mereka dunia ini tercipta.

Dari seluruh uraian di atas ada beberapa hal yang menjadi karakteristik kabbalah yang bisa disimpulkan:
1. Kerahasiaan
2. Kegemarannya atas konsep pancaran cahaya
3. Manunggalnya tuhan dan dunia yang diciptakannya.
4. Materialisme
5. Kegemaran atas konsep persatuan maskulin feminim.

Memang, tidak ada bukti yang terekspos ke publik mengenai apakah kabbalah ini menyembah setan atau lucifer atau patung-patung dewa-dewa sebagaimana digambarkan beberapa penggemar teori konspirasi. Saya sendiri cenderung melihat kabbalah sebagai konsep yang mendewakan diri mereka sendiri, bukan dewa atau sesuatu yang berada di luar diri penganutnya.

Dari penjelasan-penjelasan itu Insya Alloh kita akan bisa mengkaitkannya dengan freemasonry. 

4 comments:

pengunjung said...

ngomong2 rujukan tulisan2 smacam ini dari mana ya?

faidzin said...

Saya banyak mengambil manfaat dari tulisan-tulisah harun yahya di beberapa bukunya, kemudian buku za maulani, kemudian ada pula yang didapat dari wikipedia atau blog lain.

Anonymous said...

maaf tapi saya tidak bisa melihat adanya meterialisme dalam konsep kabalah tentang 10 sefirot, justru 10 sefirot itu mencakup seluruh derjat keberadaan dari keberadaan yg paling halus atzilut(spiritual realm), lalu beriah(realm of intellect), yetzirah(emotional/imaginal realm), baru yg terakhir yg hanya mencakup sefirot malkhut/shekhinah adalah assiyah(physical realm) yg merupakan ujung dari pohon keberadaan tempat dimana kita tinggal. pohon sefirot itu sendiri adalah kebalikan dari pohon yg ada di bumi(tercermin jadi terbalik) akarnya adalah sefirot yg plg atas keter (the crown), yg merupakan pacaran pertama dari einsof(the endless), konsep menjelaskan keberadaan dengan analogi cahaya juga didapatkan dalam tradisi islam, kita bisa melihat hikmatul isyroqiyah(philosphy of ilumination) yg ditulis oleh syaikhul isyroq, jangan lupa seluruh cahaya keberadaan ini berasal dari Sang Cahaya (An-Nur) yg darimana darinya terpancarlah cahaya cahaya keberadaan menuju kegelapan(nothingness)

Ejo said...

Mungkin anda akan menolak Monoteisme kuno pada akhirnya, sama seperti kebanyakan orang.

Post a Comment