Thursday, June 16, 2011

Jangan Membaca Kata-Kata Arabic Hanya Pake Transliterasinya!

Aku pernah mendengar di Televisi seorang anak kecil mengucapkan Quraisy diucapkan Quraisi. Huruf y di akhir diucapkan i. Seharusnya y terakhir adalah satu kesatuan transliterasi dengan huruf s di depannya sehingga seharusnya diucapkan sebagai satu konsonan karena berasal dari huruf ش). Pernah juga aku mendengar orang mengucapkan “kun yah” dengan “ku-nyah”.

Ini adalah satu kesalahan yang mungkin terjadi kalau seseorang membaca kata-kata yang berasal dari Arab hanya dari transliterasinya dan atau tanpa mengetahui asal tulisan arabnya. Kesalahan ini wajar kalau dilakukan seorang anak kecil sebagaimana pernah saya lihat itu. Namun jadi lucu kalau kesalahan ini dilakukan oleh orang dewasa yang (seharusnya) lebih tahu agama dan bahkan tersistematiskan.


Misalnya adalah penamaan organisasi perempuan Muhammadiyah dengan nama Aisyiyah. Mendengar nama ini orang-orang pasti akan langsung mengasosiasikannya dengan nama Ummul Mukminin `Aisyah x. Dan memang Muhammadiyah mengharapkan dengan nama ini agar anggota Aisyiyah mampu mencontoh Bunda `Aisyah.

Kata-kata Aisyiyah sekilas seperti nama Arab. Tapi sebenarnya nggak ada nama Aisyiyah di Arab. Yang ada adalah nama `Aisyah. Sepertinya Aisyiyah ini berasal dari kesalahan pembacaan atas transliterasi tulisan `Aisyah.

عائشةditransliterasikan ke tulisan latin bahasa Indonesia menjadi `Aisyah. Seharusnya transliterasi ini tetap dibaca dengan 3 suku kata “`a-i-syah”. Tapi kenyataannya, terkadang orang awam di Indonesia membaca transliterasi ini dengan 3 suku kata “ai-si-ah”.

Berdasarkan kesalahan pembacaan transliterasi inilah sepertinya istilah Aisyiyah berasal. Dari “ai-si-ah”, agar terlihat lebih “islami” dalam penulisannya maka ditulislah menjadi”Ai-syi-yah”. Jadilah Aisyiyah. (padahal nggak ada huruf “ya” dalam ‘Aisyah)

Lalu bagaimana seharusnya? Apakah Aisyiyah harus mengganti nama?

Pada dasarnya aku hanya tukang potret dan analis atas potretan itu. Aku nggak mau terlalu jauh membahas tentang bagaimana seharusnya. Tapi secara singkat bisa aku katakan bahwa menurutku Aisyiyah tidak perlu mengganti namanya. Nama Aisyiyah adalah produk budaya kita. Biarkan saja nama itu sebagai produk budaya. Toh, Aisyiyah gak ada arti jeleknya. Yang penting adalah bagaimana kita menghargai dan mencontoh Ibunda ‘Aisyah dan bagaimana kita bisa belajar untuk tidak mengandalkan transliterasi semata untuk membaca kata-kata dari bahasa Arab.

2 comments:

Anonymous said...

assalammu 'alaikum. mas, mau nanya, sebenarnya عائشة yang bener itu 'aisyah atau 'aaisyah berdasarkan tulisan arabnya? mohon dibalas ke 08569820658 aja untuk nama anak saya, terimakasih.

Anonymous said...

Sy pikir itu memang asli dari awal "sono"nya . Karena peng-usulan asal nama itu lewat lesan , bukan tulisan Dan para pendiri Muhammadiyah itu juga tahu bhs Arab, shg mungkin tdk salah dengar dan tidak mungkin salah tulis . Karena itu , itu mmg nama baru , nama asli asal Jawa yg berbau "Arab" .

Post a Comment