Tuesday, January 25, 2011

Keisengan Masa Kecil – Menjahit

Masa kecil sampai awal-awal SD aku lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dengan ibuku. Bapakku waktu itu masih kerja di lepas pantai jadi hanya pulang dua minggu sekali.

Waktu itu aku sering melihat kegiatan ibuku di waktu luang, yaitu menjahit. Pada awalnya aku kurang tertarik. Aku baru tertarik untuk bermain-main jarum dan benang ketika melihat Tanteku, Bulik Nung (Allahuyarham) membuat kruissteek (cross stitch atau kristik). Kebetulan aku waktu itu memang suka melukis. Aku kagum bagaimana benang dan jarum bisa dipakai untuk membuat gambar di kain.

Mulailah aku mencoba iseng membuat kristik. Dengan kain dan benang sisa bulikku. Aku membuat berbagai macam bentuk. Karena aku laki-laki, maka gambar yang aku buat adalah gambar alat transportasi. Yang aku ingat waktu itu adalah gambar kereta api. Lumayan juga hasilnya untuk ukuran seorang anak laki-laki kecil.

Masa-masa akhir SD aku sudah tidak pernah membuat kristik, karena bulikku (Allohu yarham) sudah semakin jarang datang ke rumahku (sudah menikah). Ibuku walaupun juga suka menjahit tapi relatif jarang membuat kristik.

Terkait dengan kain, seingetku di kelas-kelas akhir SD ada tugas membuat pasangan kain untuk atasan dan bawahan. Aku, dengan diajari oleh ibuku mulai belajar untuk memasangkan atasan dan bawahan agar serasi. Pengetahuan ini alhamdillah bermanfaat. Sejak SMP sampai sekarang aku selalu berusaha berpenampilan serasi.

Pada waktu SMP ada tugas pelajaran PKK membuat bordiran untuk tempat koran. Aku pun memperagakan kelentikan jarikan dengan sempurna untuk membuat bordiran bermotif tokoh kartun (aku lupa apakah Donald atau Mickey atau lainnya). Aku pun memperoleh nilai tinggi.

Di kelas dua ada lagi tugas menjahit baju. Aku pun kembali menggunakan jari-jariku sendiri untuk menjahit setiap detail dari baju kemeja yang kubuat. Paling-paling ibuku hanya membantu menunjukkan beberapa detail yang harus kulakukan. Tapi hanya menunjukkan, pengerjaan tetap di tanganku. Ketika aku menunjukkan hasil kerjaku, bu guru sempat ragu-ragu apakah baju yang kubuat itu murni buatanku atau dibuatkan oleh orang lain. Namun aku pun mengatakan apa adanya, baju itu memang buatanku.

SMU dan seterusnya aku tidak lagi berurusan dengan jarum, benang dan kain. Paling-paling aku kadang menggunakan kemampuanku itu untuk menjahit baju yang sobek, lobang atau memendekkan celana yang isbal. Istriku sendiri sampai minta bantuanku untuk mengajari menjahit dengan tangan.

Sekarang, aku sudah semakin malas menggunakan tanganku untuk menjahit. Aku lebih suka menggunakan jasa penjahit.

1 comment:

ismi said...

hahaha...
pas ana tugas PKK, ibu sing nggawekna,, tak tinggal turu baen,, paling esuk2 wis dadi :lol:

Post a Comment