Friday, September 24, 2010

Beda Bank Konvensional dan Bank Syariah

Saya tidak mau (karena memang tidak bisa) membahas perbedaan bank konvensional vs bank syariah dengan cara yang ilmiah penuh argumen-argumen baik akademis sekuler maupun akademis teologis.
Saya cuma akan menyoroti satu perbedaan kecil yang saya alami sendiri sebagai orang yang kebetulan pernah melakukan pemeriksaan kepatuhan di kedua jenis bank tersebut. (pemeriksaan apa itu kebetulan rahasia he... he...).
Bank konvensional yang pernah saya periksa cukup banyak dan bervariasi mulai dari bank umum besar, bank umum kecil, BPD, bank nasional dst. Dari semua bank konvensional tersebut kebanyakan sangat kooperatif dalam pemeriksaan maupun dalam menindaklanjuti hasil pemeriksaan. Memang tidak semua, sih. Ada juga yang bandel. Datanya seret, tindak lanjutnya lebih seret lagi dst. Tapi secara keseluruhan bank umum konvensional lumayan kooperatif.
Namun pengalaman saya berbeda ketika dibandingkan dengan bank umum syariah.
Memang, sih, baru 2 bank umum syariah yang pernah saya periksa. Namun secara jumlah juga memang bank umum syariah juga masih sangat terbatas. Walaupun bank umum syariah yang saya periksa umumnya sangat kooperatif ketika pelaksanaan pemeriksaan (penuh senyum, salam, sapa), namun ternyata ketika menindaklanjuti temuan... macet... seret...
Padahal tindak lanjut temuan kan terkait dengan janji dan katanya janji itu adalah hutang. Dan hutang itu akan dituntut dunia akhirat.
Bos saya sampai gregetan: "Katanya syariah kok gitu sih. Insya Alloh mulu bisanya."
Dalam hati saya: "Manajemennya masih kebawa manajemen afwan akhi, kali" (maklum pegawai-pegawainya masih muda-muda dan banyak juga yang mantan aktivis dakwah kampus).
Memang sih, pemeriksaan saya cuma pemeriksaan kepatuhan dan cenderung kurang dalam memberi nilai tambah untuk bank. Maklumlah, saya cuma aparat pemerintah yang bisanya cuma ngabisin anggaran (ngabisin duit) bukan bikin duit.
Namun kalo bank konvensional saja bisa menanggapi pemeriksaan yang nggak mutu ini dengan serius, seharusnya bank syariah pun bisa. Bank syariah harus bisa jadi pelopor dalam pemenuhan janji. Sedih saya.

Tapi berhubung saya masih membutuhkan produk perbankan yang mendekati syariah ya saya masih jadi nasabah bank syariah...

No comments:

Post a Comment