Tuesday, September 6, 2011

Lebaran dan Sejarah Namaku


Idul Fitri tiba. Orang-orang berlomba ngasih ucapan. Ucapan yang paling terkenal tentu “minal aidin wal faizin”. Banyak orang yang setelah ngasih ucapan tersebut ke aku terus ngasih komentar macem-macem terkait namaku “faizin”. Beberapa malah menduga bahwa aku lahir pas idul fitri sehingga dikasih nama Faizin.

Dugaan tersebut 100% salah. Aku tidak lahir pada saat idul fitri dan aku memperoleh nama Faizin bukan karena ucapan lebaran itu. Begini sejarah otentiknya namaku:

Jaman dulu pas aku masih di kandungan, orang tuaku masih tinggal di Purworejo di rumah mbahku (dari pihak Ibu). Saat itu di kampung Ibuku ada dua orang yang namanya masing-masing Faizin dan Firdaus. Mas Faizin itu adalah seseorang yang terkenal karena bacaan Al Qur’annya yang bagus. Sementara Mas Firdaus itu terkenal karena pinter. Berdasarkan dua nama itu, pas aku lahir aku dinamain Faidzin Firdhaus. Dalam nama itu terkandung doa agar aku menjadi ahlul Qur’an dan cerdas secara ilmiyah. Wallahu a’lam, deh, doa tersebut sudah terkabul apa belum.


Yang jelas akhirnya jadilah aku membawa dua nama itu ke mana-mana. Kadang agak sulit juga sih mbawa nama yang spelling-nya sulit seperti ini. Misalnya kalo ndaftar di layanan publik, beli tiket pesawat atau bahkan sekedar nerima telpon di kantor. Tapi di lain pihak asyik juga punya nama yang unique, tidak pasaran tapi tetap terkesan klasik.


Tapi pernah ada lho, pengalaman terkait namaku ini yang bikin aku tersipu malu kalo mengingatnya. Yaitu pas aku lagi proses khitbah istriku. Berhubung istriku dan teman-teman sekosnya adalah mahasiswi dirosat Islamiyah (yang juga mendalami bahasa Arab) keanehan namaku dari segi tata bahasa Arab mereka kupas habis di kos-kosan mereka sambil cekikikan. Aku yang diceritain sama istriku setelah menikah jadi agak keki, hehe.

No comments:

Post a Comment